Bank Sampah di Semarang Olah Sampah Jadi Produk Ekonomi

Editor: Koko Triarko

SEMARANG – Bank Sampah Resik Becik di Kelurahan Krobokan, Semarang Barat, mampu mengedukasi masyarakat tentang 3R, yakni reuse (menggunakan kembali), reduce (mengurangi), dan recycle (mendaur ulang), dalam mengelola dan menangani sampah, dengan berbagai permasalahannya, sehingga tidak mencemari lingkungan.

Kreativitas ini ditunjukkan dengan beragam produk berbahan sampah daur ulang, mulai dari tas ransel, tas pinggang, tas laptop, tempat pensil, dompet, hingga gantungan kunci.

“Bahan baku seluruhnya dari sampah daur ulang, seperti plastik bungkus kopi, kresek, hingga pembungkus makanan kucing. Seluruhnya didapat dari nasabah bank sampah. Setiap hari ada nasabah yang menyetorkan,” papar pendiri Bank Sampah Resik Becik, Ika Yudha Kurniasari, di sela pameran produk di kampus Udinus Semarang, Rabu (19/2/2020).

Instruktur pelatihan daur ulang sampah dari Bank Sampah Resik Becik, Nariyati, menunjukkan produk dengan bahan baku sampah plastik, di sela pameran di kampus Udinus Semarang, Rabu (19/2/2020). –Foto: Arixc Ardana

Dijelaskan, respons masyarakat sangat bagus terhadap Bank Sampah Resik Becik, sebab dengan adanya bank sampah, sampah rumah tangga seperti plastik bisa dikumpulkan.

Selain mengurangi sampah plastik di lingkungan, keberadaan bank sampah memberikan kemanfaatan secara ekonomi bagi nasabah. Tercatat ada sekitar 500-an nasabah yang tergabung dalam Bank Sampah Resik Becik.

“Tujuan utama berdirinya bank sampah ini untuk memberikan pendidikan atau edukasi kepada anak-anak dan masyarakat untuk menuju lingkungan bersih. Sekaligus memanfaatkan sampah sebagai upaya meningkatkan sumber daya lingkungan, masyarkat dan ekonomi,” lanjutnya.

Lihat juga...