Pemilik Agro Bisnis Diuntungkan Kenaikan Harga Komoditas

Editor: Makmun Hidayat

LAMPUNG — Kenaikan harga komoditas pertanian di sejumlah pasar tradisional di Lampung beri keuntungan bagi pemilik agro bisnis.

Robangi, salah satu pemilik usaha niaga tani di Desa Braja Yekti, Kecamatan Braja Selebah, Lampung Timur (Lamtim) menyebut tanaman cabai merah miliknya dipanen saat harga mengalami kenaikan.

Sempat anjlok pada harga sekitar Rp15.000 cabe merah naik hingga harga Rp30.000 per kilogram. Memasuki awal tahun 2020 harga cabai merah naik hingga Rp45.000 di level pemilik usaha niaga tani.

Di sejumlah pasar tradisional harga komoditas cabai merah mencapai Rp60.000 hingga Rp70.000 perkilogram. Bagi pemilik usaha tani seperti dirinya kenaikan harga tersebut berdampak positif.

Robangi (kanan), petani cabai di Desa Braja Yekti Kecamatan Braja Selebah Lampung Timur memanen cabai merah yang mengalami kenaikan untungkan usaha agro yang ditekuninya, Selasa (28/1/2020). -Foto: Henk Widi

Kenaikan harga komoditas pertanian memberi keuntungan rata-rata Rp20.000 hingga Rp30.000. Kenaikan harga tersebut dipergunakan untuk menutupi biaya operasional. Sebab penanaman cabai merah membutuhkan modal cukup besar. Biaya operasional yang dikeluarkan meliputi benih, mulsa plastik, ajir, pupuk dan pestisida.

Menanam cabai sejak 2018 silam usaha miliknya mengalami pasang surut. Sempat mengalami kerugian dan untung, tetap menekuni usaha agro bisnis.

“Salah satu tantangan untuk usaha agro bisnis adalah hama penyakit yang mengakibatkan penurunan produksi, selain itu harga yang anjlok di level petani kerap merugikan jadi saat ada keuntungan bisa digunakan untuk menutupi biaya operasional,” papar Robangi saat dikonfirmasi Cendana News, Selasa (28/1/2020).

Lihat juga...