Pemanfaatan Limbah Penggilingan Padi, Peluang Menguntungkan Saat Kemarau

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Limbah penggilingan padi yang sebelumnya hanya dibuang mulai dimanfaatkan warga Lampung Selatan (Lamsel) untuk sejumlah keperluan.

Toheri, warga Desa Sri Pendowo Kecamatan Ketapang menyebut kemarau menjadi penyebab limbah pertanian mulai dimanfaatkan. Ia membeli sekam dan dedak pengggilingan padi untuk perusahaan penggemukan sapi (feedloter).

Sekam padi menurutnya bisa digunakan sebagai alas kandang sapi, sementara dedak digunakan sebagai pakan. Tambahan pakan dedak atau bekatul saat kemarau banyak diminta oleh peternak selama kemarau.

Limbah penggilingan padi berupa dedak atau bekatul dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak sapi dan unggas, sebagai alternatif pakan kala kemarau dibeli Toheri, warga Desa Sripendowo Kecamatan Ketapang Lamsel, Rabu (4/12/2019) – Foto: Henk Widi

Minimnya pakan hijauan menjadikan permintaan dedak meningkat. Sebagai bahan campuran jenjet jagung, tetes tebu mengakibatkan harga dedak semakin tinggi.

Toheri menyebut limbah dedak penggilingan padi semula hanya dipakai untuk pakan ayam, bebek. Seiring dengan kebutuhan pakan usaha penggemukan sapi peluang permintaan dedak menjadi sumber penghasilan baginya.

Ia membeli limbah dedak dari usaha penggilingan padi dengan harga Rp1.500 per kilogram. Sementara untuk sekam per karung dengan berat 20 kilogram dibeli seharga Rp3.000.

“Daripada hanya terbuang atau dibakar limbah sekam dan dedak saya beli untuk selanjutnya dipasok ke perusahaan penggemukan sapi dan peternakan unggas untuk campuran pakan,” terang Toheri saat ditemui Cendana News, Rabu (4/12/2019).

Lihat juga...