Optimalkan Sosialisasi Kesehatan, Puskesmas Penengahan Gandeng Karang Taruna

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Sebanyak 22 desa di kecamatan Penengahan disebutnya masih harus didorong untuk bebas ODF dan mencapai program STBM. Sejumlah program positif oleh Puskesmas akan berjalan dengan baik berkat adanya kerjasama lintas sektoral.

Bidan Ani Sukartinah, S.Km pelaksana program gizi menyebut, pencegahan dan pengurangan stunting masih akan terus dilakukan. Melalui berbagai penyuluhan dan program swasembada gizi akan terus dilakukan untuk mengurangi stunting di wilayah Penengahan.

Bidan Ani Sukartinah, S.Km, pelaksana program gizi UPT Puskesmas rawat inap Penengahan saat sosialisasi pengurangan stunting, Senin (30/12/2019) – Foto: Henk Widi

Intervensi dari Puskesmas dalam upaya memperbaiki kesehatan dan gizi akan dilakukan semenjak ibu hamil.

“Sosialisasi stunting gencar dilakukan agar masyarakat memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya kesehatan ibu dan anak,” beber Sukartinah.

Intervensi pencegahan stunting disebutnya dilakukan saat ibu hamil, saat bayi baru lahir dan bayi usia 6 hingga 2 tahun. Sejumlah pola pengasuhan dan sanitasi yang baik akan diperlukan dengan adanya peran dari lintas sektoral melalui desa dan Karang Taruna.

Sebab unsur kesehatan masyarakat akan menjadi bagian penting yang diprogramkan dalam kegiatan desa dan karang taruna.

Aulia Anisa, anggota Karang Taruna Desa Tetaan menyebut pelibatan organisasi sangat penting dalam membantu persoalan kesehatan masyarakat. Sebab dengan dilibatkannya Karang Taruna maka akan membantu Puskesmas dalam menyesaikan masalah yang dihadapi masyarakat.

Sejumlah program diantaranya pengentasan STBM, ODF selama ini masih kurang melibatkan organisasi di desa sehingga tidak berjalan dengan baik.

Lihat juga...