Mengenali Puting Beliung Agar Tidak Terjadi Korban Jiwa

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

“Saat pergerakannya semakin cepat maka terbentuklah suatu siklon yang biasa disebut puting beliung,” urainya.

Peristiwa ini hanya akan berlangsung singkat karena pada fase ini tidak ada massa udara yang naik dan akan turun meluas, yang menyebabkan kondensasi berhenti dan udara yang turun akan melemah.

Siswanto menyampaikan, puting beliung ini bisa diperkirakan dalam waktu 30 menit hingga sejam sebelum waktu terjadinya.

“Biasanya suhu udara akan terasa panas dan pengap sejak sehari sebelumnya. Kalau orang Jawa menyebutnya sumuk. Biasanya dirasakan pada malam atau pagi hari. Kalau melihat langit, akan ada awan yang berbatas tepi sangat jelas, berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol. Inilah yang kita sebut awan Cumulus,” ujarnya.

Awan ini, selanjutnya akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap dan daerah disekitar pengamatan akan terasa menjadi dingin.

“Kalau dahan pohon atau ranting sudah bergoyang cepat itu tandanya akan ada hujan dan angin kencang yang akan datang. Juga kalau terdengar sambaran petir yang cukup keras,” ucapnya lagi.

Jika dalam musim penghujan tidak terjadi hujan selama tiga hari berturut-turut maka akan ada kemungkinan hujan deras yang turun pertama kali diikuti angin kencang, baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.

“Puting beliung ini memiliki potensi merusak yang cukup besar. Biasanya atap rumah terangkat atau kalau rumahnya termasuk yang tidak kuat atau semi permanen, itu bisa terangkat juga. Pohon-pohon yang tinggi dan rimbun kalau batangnya rapuh, biasanya memiliki kecenderungan untuk tumbang. Karena hal inilah, seringkali ada korban jiwa . Walaupun tidak setiap kejadian, ada korban jiwa,” ungkap Siswanto.

Lihat juga...