Kemarau Produksi Batu Bata di Lamsel Meningkat
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Produksi batu bata dan genteng yang meningkat selama kemarau tidak mempengaruhi tingkat permintaan di Lampung Selatan (Lamsel).
Karto, pembuat batu bata di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Palas menyebut selama kemarau produksi batu bata lebih cepat dibuat. Proses pengeringan memanfaatkan sinar matahari lebih cepat dibandingkan saat penghujan.
Karto menyebut selama kemarau ia bisa mengeringkan sekitar 500 batu bata hanya dalam waktu empat hari. Sebelumnya dengan jumlah sama ia membutuhkan waktu sekitar sepekan untuk mengeringkan batu bata.
Kondisi cuaca panas yang mendukung proses pengeringan membuat produksi lebih cepat. Selama kemarau ia menyebut bahan bakar kayu untuk pembakaran lebih mudah diperoleh.
Dalam sebulan Karto menyebut rata-rata ia bisa memproduksi sebanyak 3000 batu bata. Saat kemarau ia bisa memproduksi sekitar 5000 batu bata terbantu oleh musim kemarau.
Meski produksi meningkat ia menyebut tidak bisa langsung menjual batu bata buatannya. Setelah batu bata dikeringkan proses pembakaran akan dilakukan saat ada pesanan dari konsumen.

“Pembuatan batu bata yang sudah kering bisa disimpan dalam waktu lama dalam tobong sehingga proses pembuatan bisa terus dilakukan selama kemarau memanfaatkan panas yang memadai,” terang Karto saat ditemui Cendana News, Selasa (3/12/2019).
Karto menyebut selama kemarau ia menjual seharga Rp300.000 per seribu batu bata. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan sebelumnya mencapai Rp350.000 per seribu batu bata. Produksi yang meningkat selama kemarau disebutnya tidak diimbangi dengan permintaan dari konsumen.