Kelestarian Mangrove Perkuat Sabuk Hijau Pesisir Lamsel

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

LAMPUNG — Kenangan akan peristiwa tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 silam masih diingat oleh Hasanudin. Warga Dusun Pegantungan Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni tersebut merasakan pentingnya tanaman mangrove di pesisir pantai untuk mengantisipasi terjangan ‘ombak besar’ tersebut.

“Pelestarian mangrove menjadi tanggung jawab bagi warga pesisir karena efektif menahan abrasi, angin dan gelombang. Saat bencana alam tsunami mangrove bisa menjadi penahan terjangan gelombang,” ungkap Hasanudin saat ditemui Cendana News di lokasi pembibitan mangrove miliknya, Rabu (18/12/2019)

Keberadaan mangrove yang dilestarikan menurut Hasanudin ikut memberi sumber kehidupan baginya. Sebab vegetasi mangrove di wilayah Bakauheni yang membentang puluhan kilometer menjadi habitat alami biota perairan pantai. Jenis ikan gelodok, kepiting bakau, belanak, udang hidup dengan baik pada lingkungan yang terjaga.

Ahmad, warga di dusun yang sama menyebut pelestarian mangrove sengaja dilakukan masyarakat. Sebab sejumlah peristiwa bencana lingkungan telah melanda wilayah tersebut. Perkampungan masih tetap terjaga dari terjangan angin kencang, puting beliung, banjir hingga tsunami berkat adanya mangrove.

“Sosialisasi kepada masyarakat agar menjaga lingkungan dengan mempertahankan mangrove selalu gencar dilakukan,” beber Ahmad.

Ahmad juga memastikan upaya penanaman terus dilakukan. Sebab bibit mangrove dari biji mudah disemai. Sejumlah tanaman yang tumbuh secara alami dipencarkan pada lokasi yang tidak memiliki tanaman mangrove.

“Meski tanaman mangrove sebagian bisa diolah menjadi sejumlah kuliner, warga masih belum memanfaatkan mangrove secara maksimal,” tambahnya.

Lihat juga...