Dosen UMM Ungkap Keterkaitan Al Ghazali dengan Pembelajaran Matematika

Editor: Makmun Hidayat

“Kalau bahasa sekarang namanya metakognitif yakni sadar kalau tahu dan sadar kalau tidak tahu,” ucapnya.

Karena kalau tidak berkata jujur maka guru tidak akan tahu potensi siswa tersebut seperti apa. Itulah keterkaitan Al Ghazali dengan pembelajaran matematika, tandasnya.

Memang dulu matematika menjadi momok mata pelajaran yang menakutkan bagi siswa. Terlebih, biasanya guru yang mengajar matematika adalah guru yang galak.

Namun dengan menerapkan pendekatan Al Ghazali tersebut, siswa akan berani berkata jujur dan tidak takut pada guru dan guru juga tidak akan menakutkan bagi siswa.

“Tapi sekarang kalau ditanya pelajaran apa yang paling susah, bukan matematik, tapi bahasa daerah. Matematika sekarang justru menjadi pelajaran yang menyenangkan, karena gurunya sudah menggunakan pendekatan yang memungkinkan untuk mengungkapkan potensi yang dimiliki siswa didiknya,” terangnya.

Mari kita mengajar dengan cara yang lebih baik,  yang menyenangkan, berkata yang jujur untuk menjujurkan siswa, sebab dengan cara demikian maka matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan, tandasnya.

Lebih lanjut disampaikan In’am, penelitiannya tersebut dilakukan di 20 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Malang, UMM dan di Brunei.

Sementara itu Rektor UMM, Dr. Fauzan, M.Pd mengaku pihaknya terus mendorong para dosen yang sudah S3 dan memenuhi syarat untuk segera mengajukan jenjang guru besar.

“Kami targetkan tahun 2020 bisa mencapai 30 profesor dan Insyaallah di awal tahun 2020 ada 3 dosen yang akan segera dikukuhkan menjadi profesor, ” terangnya.

Sejak 2018 UMM memiliki program profesor asuh. Dimana masing-masing profesor atau guru besar harus memiliki asuhan doktor untuk dijadikan profesor juga.

Lihat juga...