BNPB Ingatkan Banjir-Longsor Mengancam hingga 2020
Editor: Koko Triarko
Penanaman pohon di daerah terdampak bencana, merupakan salah satu untuk mencegah terjadinya bencana banjir dan longsor. Sedangkan untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan, kata Doni, ada beberapa langkah, antara lain mengembalikan kodrat gambut dengan mengubah perilaku, memberikan penyuluhan terpadu dan terintegrasi untuk tingkatkan ekomoni masyarakat, pembentukan satgas pencegahan dan penanggulangan satu komando.
“Katana atau keluarga tanggung bencana merupakan program yang kita bangun, dengan berpengetahuan, keluarga harus diberikan pengetahuan tentang ancaman dan risiko bencana serta cara menghindari dan mencegahnya. Lalu, sadar, menyadari bahwa tinggal di wilayah rawan bencana dan perlu menyesuaikan, seperti membangun rumah tahan gempa dan lain-lain,” ungkapnya.
Selanjutnya, kata Doni, kelurga tangguh bencana adalah berbudaya, dengan berperilaku selaras dengan prinsip pengurangan risiko bencana, seperti membuang sampah pada tempatnya, menanam dan merawat pohon dan lainnya.
“Dan, yang terakhir adalah tangguh bencana, di mana selalu siap siaga menghadapi bencana, mampu menghindari dan pulih dari dampak bencana,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, mengatakan bencana yang terjadi pada 2019 lebih banyak dibandingkan 2018. Berdasarkan data BNPB, hingga 27 Desember 2019 tercatat ada 3.768 bencana yang terjadi di Indonesia.
“Sedangkan pada 2018 tercatat 3.397 bencana alam. Jadi, secara umum tren bencana meningkat dari tahun sebelumnya,” katanya.
Agus memaparkan, bencana hidrometeorologi menjadi yang paling banyak terjadi pada 2019, sebanyak 3.731 peristiwa. Bencana tersebut meliputi puting beliung 1.370 peristiwa, banjir 764 peristiwa, serta kebakaran hutan dan lahan 746 peristiwa.