“Operasi penertiban agar masyarakat merasa aman dan nyaman, khususnya yang akan membeli daging dan bahan asal hewan di Kota Magelang,” kata dia.
Ia menjelaskan operasi itu berupa pengawasan peredaran pangan asal hewan yang bersifat rutin dan dijalankan lebih intensif, terutama bertepatan dengan hari besar keagamaan, termasuk Natal dan Tahun Baru.
“Operasi penertiban, selain untuk mengedukasi para pedagang daging dan hasil ternak, juga untuk memberikan efek jera bagi para pelaku atau pedagang yang melakukan kecurangan,” katanya.
Dia menjelaskan daging yang berasal dari luar daerah harus dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan dan Asal Daging, serta harus diperiksa ulang kesehatannya oleh dokter hewan atau petugas di rumah pemotongan hewan (RPH) setempat.
“Demikian halnya bila daging hendak dibawa ke luar daerah,” katanya.
Terkait dengan peredaran daging, katanya, setiap orang dilarang menjual, mengedarkan, menyimpan, mengolah daging dan atau bagian lainnya yang berasal dari daging ilegal, daging gelonggongan, daging oplosan, dan daging yang diberi bahan pengawet berbahaya.
“Daging yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan dan tidak layak konsumsi dilarang beredar. Jika ada yang terbukti melanggar ketentuan dapat dikenai sanksi pidana dengan pidana kurungan paling lama enam bulan atau denda paling banyak Rp50 juta,” katanya. (Ant)