Pantai Sikop Objek Wisata Berbasis Edukasi dan Konservasi

Editor: Mahadeva

Sejak awal tahun lalu Pelita ikut melakukan pemulihan sektor pariwisata. Langkah pertama yang dilakukan, bersama sejumlah unsur membangun sejumlah warung di objek wisata. Kemudian memberikan dukungan pemberdayaan masyarakat pelaku usaha pariwisata, agar sektor pariwisata bangkit. Sementara bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Kunjir, menggagas pemulihan terumbu karang di Pantai Sikop.

Langkah pemulihan dipilih setelah banyak terumbu karang mati karena terangkat ke daratan karena tsunami. “Terumbu karang yang terhempas ke daratan puluhan meter kita angkat ke habitat awal agar bisa menjadi media tumbuh bibit terumbu karang yang baru,” ungkap Yodis.

Keindahan alam bawah air di Pantai Sikop tidak diragukan. Sebelum tsunami melanda, spot Pantai Sikop digunakan untuk aktivitas penyelaman dasar (diving) memakai alat selam tabung oksigen dan penyelaman permukaan (snorkeling). Keindahan bawah air di Pantai Sikop bisa ditemui ikan hias seperti ikan badut, udang lobster dan terumbu karang yang indah. Akibat tsunami atraksi alami itu rusak, dan butuh waktu lama untuk pemulihan.

Hal itu mendorong dilakukannya konservasi. Pelita dan Pokdarwis Desa mendirikan Taman Belajar Kelautan (TBK), yang merupakan kegiatan berwisata berbasis edukasi untuk menjaga laut dan melakukan konservasi. “Taman Belajar Kelautan menjadi kegiatan wisata tanpa meninggalkan unsur pelestarian dan mengedukasi wisatawan agar concern pada kebersihan pantai, konservasi,” tandasnya.

Salah satu edukasi yang dilakukan, mengajak anak-anak yang tinggal di sekitar pantai rutin membersihkan sampah. Anak-anak juga diajak melakukan penyelaman, dan memetakan titik terumbu karang yang harus dipulihkan. Kegiatan tranplantasi terumbu karang diajarkan juga, agar atraksi wisata bawah air bisa kembali indah. Program adopsi terumbu karang menjadi bentuk kegiatan TBK. Dan sejak pertama kali digagas puluhan terumbu karang transplantasi hasil adopsi telah ditanam.

Lihat juga...