Palupi, Pejuang Literasi di Gang-gang Kecil Jakarta
Dia memulai FGL dari gang-gang sempit yang berada di daerah tersebut. Awal mulanya banyak yang menganggap dia aneh karena Palupi dan teman-temannya mendatangi rumah satu per satu untuk mengajak anak-anak membaca dan menceritakan dongeng, yang lebih mengherankan bagi orang di sekitar kawasan itu adalah mereka melakukan tanpa mengharapkan imbalan satu rupiah pun.
Tidak menyerah, dia mengajak pemuda sekitar dan berusaha merekrut relawan untuk terus melakukan kegiatan peningkatan literasi tersebut.
Usahanya berbuah manis, mulai banyak orang tua yang bertanya kepadanya tentang aktivitas yang dilakukan FGL karena beberapa anak menceritakan pengalaman mereka ketika pulang dari kegiatan membaca buku, mendongeng, aktivitas permainan edukatif serta panggung boneka.
Salah satu permainan positif yang dibuat oleh Palupi dan teman-temannya adalah game tradisional engklek antikorupsi yang merupakan hasil kerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sudah diuji coba di beberapa sekolah, seperti SD Laboratorium PGSD UNJ dan SD Menteng Atas 2. Permainan itu bahkan sudah didaftarkan FGL sebagai hak kekayaan intelektual (HKL).
Dimulai dari tiga orang pada 2016, saat ini FGL sudah memiliki 25 orang relawan yang akan mengurus berbagai kegiatan yang biasanya diikuti oleh rata-rata 100 anak. Kegiatan FGL sendiri masih terpusat di Kelurahan Pekojan, diadakan di gang-gang yang hanya bisa dilalui oleh dua motor.
Anak-anak yang mengikuti kegiatan FGL sendiri awalnya kebingungan karena kebanyakan menganggap kegiatan membaca itu membosankan, tapi FGL memilihkan buku-buku yang sesuai dengan umur 5-12 tahun yang banyak menampilkan gambar warna-warni, meski tetap informatif.