Mengenang Sarasmani, TMII Gelar Damaning Sang Ibu Berkarya
Editor: Makmun Hidayat
“Beliau itu penari, yang sangat memperhatikan budaya khususnya seni tari dan pergelaran. Di tangan Beliau, Bina Seni Atmaja Pelangi Nusantara itu sudah tampil keliling dunia,” ujar Santi.
Dalam membuat pergelaran tari, jelas dia, Sarasmani selau membuat pertunjukan menjadi sesuatu yang elegan, berkelas, glamor dan penarinya juga pilihan dan punya karakter.
“Beliau itu seorang ibu yang sangat luar biasa. Beliau detail sekali dalam gerak tari maupun musik. Berkat bimbingan Beliau, banyak seniman TMII yang sukses menjadi penari profesional,” ujar Santi.
Tarian karya-karya Sarasmani kerap tampil di Istana negara dan TMII menjadi konsumsi tamu-tamu negara. Santi menilai perlu untuk mengembalikan spirit Sarasmani agar TMII lebih dikenal sebagai wahana pelestarian budaya bangsa.
Spirit itu disajikan dalam pergelaran tari trasional bertajuk Damaning Sang Ibu Berkarya. Tarian ini merupakan karya terakhir beliau sebelum dipanggil ilahi robbi.
Pada tahun 2018, Sarasmani sudah mempersiapkan pergelaran ini. Namun bedah naskah baru dilakukan pada Maret 2019 dengan diskusi bersama seniman.
“Jadi, pergelaran ini sudah dipersiapkan jauh sebelum beliau wafat. TMII dan keluarga almarhumah terus tetap menjalankan pergelaran ini, karena memang sudah lewat dari masa duka 40 hari,” tandasnya.
Dia menegaskan, pagelaran ini secara khusus didedikasikan untuk sosok tercinta Ibu Sarasmani Sampurno. Sosok yang bukan hanya mengajarkan kita begitu banyak pelajaran tentang bagaimana bakti pengabdian seorang istri kepada suami. Maupun kasih sayang seorang ibu untuk putra putrinya dan cinta kasih eyang kepada cucunya.