KSM Kota Tarakan Olah Minyak Jelantah Jadi Biodesel
TARAKAN — Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ramah Lingkungan Kota Tarakan, Kalimantan Utara, mampu berinovasi dengan mengolah minyak jelantah atau limbah minyak goreng menjadi sumber energi terbarukan yakni biodiesel.
“Saat ini sudah mampu produksi 50 liter biodiesel per bulan baik untuk B20 maupun B50,” kata Sardji Sarwan, Ketua KSM Ramah Lingkungan kepada wartawan yang berkunjung ke tempat kerjanya di Kampung VI Kota Tarakan, Kamis (21/11/2019).
Menurut lelaki berumur 68 tahun ini, sejatinya KSM Ramah Lingkungan dibentuk sebagai depo bank sampah warga pada 2008. Ada sekitar 895 rumah atau 1.300 Kepala Keluarga (KK) dari 13 Rukun Tetangga (RT) Kampung VI Tarakan, yang dilayani Sardji bersama 9 orang anggotanya.
KSM Ramah Lingkungan rata-rata mengangkut 4,5 ton sampah warga per hari. Sampah tersebut kemudian dipilah hingga menjadi sekitar 0,5 ton per hari yang mempunyai nilai jual. Sisanya dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah pilahan tersebut oleh Sardji dan kelompoknya dijadikan pupuk kompos dan bahan-bahan daur ulang hingga bioetanol dari hasil penyulingan atau distilasi sampah organik rumput laut.
Belakangan, Sardji dan anggota kelompoknya juga mengembangkan pengolahan minyak jelantah menjadi bahan bakar biodiesel. Berbahan dasar minyak jelantah dengan campuran bioethanol dari limbah rumput laut dan soda api, biodiesel KSM Ramah Lingkungan justru menyelamatkan lingkungan.
“Seperti yang kita ketahui minyak jelantah bila dibuang dapat merusak tanah dan air, sedangkan limbah rumput menyebabkan polusi udara,” kata Sardji yang juga pensiunan pegawai Pertamina EP Bunyu ini.