Kreativitas Dorong Pengembangan Destinasi Wisata Alami WTC

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Ia menambahkan pengelola didorong melahirkan ide-ide baru dalam penataan objek wisata. Sebab wisatawan era milenial akrab dengan hal-hal yang baru dan Instagramable.

Kenyamanan dan tempat yang menarik untuk diunggah pada media sosial menjadi satu daya tarik kunjungan. Meski kerap harus mengubah penampilan dan wahana baru, kreativitas mutlak dilakukan.

Konsultasi dan sharing pengalaman dengan Disparbud, Pokdarwis lain menjadi cara menciptakan ide baru. Pada objek wisata pemandian alami WTC di bawah kaki Gunung Rajabasa ciri khas kesejukan alami jadi daya tarik.

Tempat yang sejuk dan nyaman dengan kreativitas pengelola menjadikan objek wisata WTC jadi alternatif terutama saat musim kemarau dengan cuaca yang panas.

Sundari, salah satu pengunjung asap Desa Pasuruan mengaku pemandian alami WTC sangat unik. Berkunjung lebih dari dua kali, ia memilih mengajak sejumlah rekan menikmati kesejukan air pegunungan.

Sejumlah wahana baru berupa saung bambu, menara bambu, kincir bambu sebagian bisa menjadi latar belakang foto. Ia bahkan mengunggah kunjungan ke WTC pada media sosial Instagram.

“Instagram menjadi cara mempromosikan destinasi wisata yang alami dan murah meriah ini,” ungkap Sundari.

Cukup membayar parkir Rp5.000 untuk kendaraan roda dua, Sundari bisa betah berlama lama di pemandian WTC. Seusai mandi di lokasi ia bisa menikmati berbagai makanan dan minuman ringan.

Memasuki musim durian sejumlah pengunjung bisa menikmati buah dengan aroma harum tersebut. Selain itu kreativitas pengelola menciptakan menara untuk berteduh sekaligus bersantai setelah mandi.

Lihat juga...