Ketersediaan Bahan Baku Kunci Usaha Kuliner Tradisional
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
LAMPUNG — Keberadaan usaha kuliner kaki lima di Lampung Timur (Lamtim) masih tetap eksis hingga sekarang. Hal tersebut berkat ketersediaan bahan baku yang pada umumnya berasal dari petani setempat, seperti singkong, pisang hingga ubi jalar.
Sarti, pedagang kue tradisional di pasar Desa Pulosari, Kecamatan Pasir Sakti menyebut sebagian besar kue miliknya berbahan baku hasil pertanian. Jenis kue basah yang dijual berupa ketimus atau lemet, combro, nasi tiwul, singkong rebus dan singkong goreng.
Meski kemarau ia menyebut masih bisa mendapatkan singkong, pisang, ubi jalar dari petani setempat. Selama bahan baku tetap tersedia ia memastikan usaha kuliner yang ditekuninya berjalan lancar.
“Kemarau berimbas sejumlah komoditas pertanian berkurang namun di Lampung Timur sebagian lahan pertanian tetap produktif,” ungkap Sarti saat ditemui Cendana News, Sabtu (23/11/2019)
Disebutkan, dalam sehari membutuhkan sebanyak lima sisir pisang kepok, janten dan tanduk. Selain itu sebanyak sepuluh kilogram singkong digunakan sebagai bahan pembuatan kue combro, ketimus dan sebagian direbus serta digoreng.
Tarsan, salah satu petani menyebutkan, ia menyediakan bahan baku pembuatan kue tradisional. Warga Desa Mekarsari tersebut menyebut hasil pertanian jenis singkong roti, singkong thailand paling diminati.
Selain singkong ia menanam ubi jalar dan berbagai jenis pisang yang digunakan untuk bahan kuliner. Penanaman selama kemarau dilakukan dengan memanfaatkan kanal yang mengalirkan air.
“Karena sebagian lahan pertanian di Lamtim kering, pasokan bahan baku kerap tersendat, dari kebun milik saya saat ini masih bisa memasok ke pedagang kuliner secara rutin,” beber Tarsan.