Kadin Harapkan Pertumbuhan Ekonomi di 2020 Dapat Ditingkatkan
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
BADUNG — Kamar dagang Indonesia (Kadi) mencatat, perekonomian Indonesia dalam kurun waktu 2018/2019 sekitar 5,1 hingga 5,2 persen dan diharapkan bisa ditingkatkan lebih tinggi lagi di tahun-tahun mendatang. Sementara tingkat inflasi berada di angka 3,1 persen, nilai tukar rupiah sedikit menguat di kisaran Rp14,400 per dollar AS dan tingkat suku bunga 5 persen.
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani menjelaskan, penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional adalah konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga sepanjang semester I/2019 tumbuh 5,1 persen.
Menurutnya, pengeluaran konsumsi terbesar pada TW II/2019 untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman sebesar Rp872,66 triliun (39,46 persen), diikuti transportasi dan komunikasi Rp505 triliun (22,84 persen).
Sedang investasi di Indonesia pada kuartal II/2019 melemah karena kontraksi pertumbuhan investasi barang modal, kecuali bangunan dan mesin. Sementara Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat hanya tumbuh 5,01 persen, lebih rendah dari pertumbuhan investasi tahun yang lalu, yaitu sebesar 5,85 persen.
“Selain tantangan internal yang dihadapi, dunia usaha juga harus bersiap mengantisipasi tantangan dari luar seperti imbas perang dagang yang akan menimbulkan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, termasuk Indonesia,” kata Rosan di sela-sela kegiatan perhelatan tahunan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2019 di Nusa Dua Bali, Jumat (29/11/2019).
Disebutkan, lingkungan eksternal saat ini diwarnai oleh eskalasi perang dagang Amerika Serikat dan China yang diprediksi belum akan berakhir dalam waktu dekat. Akibatnya perekonomian AS dan China sebagai pelaku utama perang dagang mengalami penurunan tingkat pertumbuhan masing-masing dari 2,9 persen dan 6,6 persen pada tahun 2018 menjadi 2,3 persen dan 6,2 persen pada 2019. Bahkan diperkirakan pada akhir tahun 2020, pertumbuhan ekonomi kedua negara akan kembali turun menjadi 2,0 persen dan 6,1 persen.