Gempa Jailolo-Maluku Utara Akibat Aktivitas Subduksi Lempeng
MANADO – Gempa yang terjadi di Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, diakibatkan aktivitas subduksi lempeng. Getarang gempanya termasuk katagori gempa menengah.
“Apabila memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi antara lempeng mikro Laut Maluku dan lempeng Filipina,” sebut Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun, Sulawesi Utara, Edward H Mengko, mengutip Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, Selasa (12/11/2019).
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi tersebut memiliki mekanisme oblique (oblique fault). Guncangannya, dirasakan di daerah Kotamobagu, Ternate, Tobelo II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, getaran terasa seakan akan truk berlalu), Bolaang Mongondow Timur, Manado, Tondano, Minahasa Utara, Bitung II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang ).
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Sementara, dari hasil pemodelan menunjukkan, gempa tidak berpotensi tsunami. Dan hingga pukul 07.00 WIB, belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock). BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selanjutnya, menghindari bangunan yang retak atau rusak, memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah. Masyarakat juga diharapkan memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.