DPRD DKI Pertanyakan Pembangunan Hotel di TIM

Editor: Makmun Hidayat

Mendengar itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik menanyakan pembangunan hotel bintang lima di TIM yang akan disebut dengan Wisma TIM itu yang tengah ramai diberitakan. Dia menyoroti rencana pembangunan hotel dalam revitalisasi TIM tersebut. Dia menilai rencana pembangunan kurang disukai masyarakat.

“Mau namanya apa terserah pokoknya ada tempat nginep namanya wisma namanya apa saya kira itu kurang menarik bagi masyarakat. Kalau itu kita hilangkan, sudah enggak usah ada hotel di situ, Pak,” kata Taufik.

Pernyataan Taufik didukung sejumlah anggota dewan lainnya. Salah satunya, anggota DPRD Fraksi PDIP Gembong Warsono yang menganggap TIM perlu dilestarikan sebagai salah satu budaya yang perlu diwariskan ke anak cucu.

“Kita harus kembalikan marwah TIM sebagai pusat budaya maka hal-hal yang berbau bisnis kita singkirkan kalau di situ ada hotel ya mulai sekarang kita potong tidak ada pembangunan hotel atau wisma dan sebagainya,” ucapnya.

Setelah perdebatan cukup panjang, Prasetyo Edi Marsudi menanyakan pembangunan hotel di area TIM. “Memang ada JakPro merencanakan pembangunan hotel di situ?,” tanyanya.

Pihak Jakpro pun menjawab “Ada pak untuk optimalisasi,” timpalnya.

Prasetyo kembali menanyakan apakah kalau wisma yang diberinamakan seniman, juga dibangun hotel mewah di belakangnya. Kemudian berapa lantai yang dibangunnya. “Kalau wisma dibangun apakah di belakangnya ada hotel lagi? Berapa lantai?,” tanyanya.

Pihak Jakpro menjelaskan revitalisasi TIM itu akan dibangun galeri seni dan pusat dokumentasi. Revitalisasi TIM itu dibangun enam lantai, tiga lantai, lanjut Dwi, dipakai untuk seniman.

Lihat juga...