Serangan Granat di Kashmir Dilaporkan Melukai 10 Orang
SRINAGAR – Sebuah serangan granat pada Sabtu (5/10/2019) di Kota Anantnag, daerah di bagian selatan Kashmir, dilaporkan melukai 10 orang.
Banyak orang di Kashmir telah mendidih, sejak India melucuti otonomi bagian wilayah yang mayoritas warganya adalah Muslim pada 5 Agustus lalu. Jaringan telepon di daerah tersebut ditutup, dan diberlakukannya pembatasan, seperti jam malam di beberapa daerah untuk meredam ketidakpuasan. “Korban, termasuk seorang petugas polisi lalu-lintas, dan seorang wartawan,” kata polisi setempat.
Sebagian pembatasan itu telah diredakan. Tetapi sebagian besar komunikasi internet dan telepon genggam di Lembah Kashmir masih diblokir. “Pelaku teror menggunakan granat di Anantnag. Daerah menghadapi pembatasan. Penggeledehan sedang berlangsung,” ungkap polisi setempat lebih lanjut.
Ledakan itu terjadi di dekat satu kantor pemerintah, kata pejabat polisi yang tak ingin disebutkan namanya, karena tak berwenang berbicara dengan media. Jika terbukti, tampaknya kejadian tersebut akan menandai serangan pertama di dekat kantor pemerintah sejak penindasan India atas wilayah tersebut terjadi.
Kementerian Dalam Negeri India belum menanggapi permintaan komentar. Pemerintah Perdana Menteri Naredra Modi mengatakan, penghapusan status khusus Kashmir perlu dilakukan, untuk sepenuhnya menyatukan wilayah tersebut ke bagian lain India. Serta memacu pembangunan.
Banyak pengeritik mengatakan, keputusan untuk mencabut otonomi itu akan makin menyulut keterkucilan dan perlawanan bersenjata. Kashmir terpecah antara India dan Pakistan, keduanya mengklaim seluruh wilayah tersebut. Lebih dari 40.000 orang telah tewas dalam aksi perlawanan di Kashmir India sejak 1989. (Ant)