Lebih lanjut Heriyanto menuturkan, peluang pasar sebenarnya cukup bagus, karena rasa gurih dan manis, banyak disukai konsumen. Hanya saja, untuk meningkatkan produksi setiap harinya, pihaknya masih terkendala dengan tenaga kerja. Selama ini, tenaga kerja hanya mengandalkan ibu-ibu rumah tangga sekitar. Sementara tidak semua bekerja setiap hari.
“Konsep awal dari dibukanya usaha onde-onde ketawa ini, memang untuk pemberdayaan masyarakat sekitar, sehingga kita tidak mungkin mengambil tenaga kerja dari luar desa,” jelasnya.