CILACAP — Onde-onde umumnya berbentuk bulat dan berukuran seperti bola tenis meja, namun di Desa Mernek, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap berbentuk mini yang super gurih dan renyah. Panganan yang diproduksi para ibu rumah tangga di bawah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ngudi Rahayu, Desa Mernek ini, diberi nama onde-onde ketawa.

Direktur BUMDes Ngudi Rahayu, Heriyanto mengatakan, diberi nama ketawa, karena bentuknya merekah, mirip seperti orang sedang tertawa. Selain itu, juga mengandung makna, sekalipun para pekerja bayarannya sedikit, tetapi tetap bahagia karena sedang dalam proses merintis usaha bersama.
“BUMDes Ngudi Rahayu sudah berdiri sejak September 2018, namun untuk produksi baru beberapa bulan berlangsung. Kita berdayakan para ibu rumah tangga di desa ini, ada sekitar 8 orang yang sehari-hari bekerja membuat onde-onde mini,” kata Heriyanto, Selasa (29/10/2019).
Saat ini per hari produksi sudah mencapai 18 kilogram lebih. Kemasan penjualan mulai dari satu kilogram, setengah kilogram hingga seperempat kilogram. Satu kilogram dijual dengan harga Rp 30.000.
“Produksi 18 kilogram itu, maksudnya 18 kilogram tepung terigu, sementara untuk bahan baku, selain tepung terigu, ada tepung maizena, gula pasir, telur, wijen dan lain-lain. Jadi produksinya sehari lebih dari 18 kilogram,” terang Heriyanto.
Pemasaran masih terbatas di sekitar Kecamatan Maos. Namun, mulai awal Oktober, sudah mulai merambah pasar di Kota Cilacap. Warga pun sudah mulai banyak mengenal onde-onde ketawa sebagai produk makanan khas dari Desa Mernek, Kecamatan Maos.