Kualitas Pendidikan, Kunci Utama Negara Menuju Lepas Landas

Editor: Mahadeva

JAKARTA – Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) No.10/1973, tentang Program Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar. Dan akhirnya pogram yang dikenal dengan SD Inpres tersebut, mulai dilaksanakan pada 1973 dan berlangsung hingga 1978.

Mengenai program SD Inpres tersebut, Prof. Emil Salim, dalam wawancara santai dengan Cendana News menceritakan, dimulainya program tersebut dari program di Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA) tahun 1968-1973. Saat itu, pengembangan ekonomi menitikberatkan pada swasembada pangan. Kemudian terjadi booming harga minyak bumi, sehingga pemerintah mendapatkan surplus keuangan yang begitu besar.

Memasuki tahapan pembangunan selanjutnya, tepatnya di 1978, kondisi keuangan yang baik, kemudian dasar dari stabilisasi 1973 sudah tercapai, pemerintah mencari program utama untuk Repelita ke dua. Program tersebut menjadi arah pembangunan selanjutnya.

Prof. Emil menyebut, Presiden Soeharto pada waktu itu menekankan tiga hal, stabilisasi, pertumbuhan ekonomi, dan pemerataan. Ketiganya, yang menjadi benang merah penghubung adalah kebutuhan pokok (pangan). Karena itu, swasembada pangan menjadi tujuan dan masuk sebagai program di REPELITA kedua.

Selain swasembada pangan, muncul pertanyaan, bagaimana melakukan pemerataan di tengah masyarakat yang masih miskin. Hal itu mendorong menitikberatkan kegiatan di desa yang banyak memiliki kekurangan prasarana dan sarana. Prof. Emil menyebut, basis kependudukan Indonesia adalah anak-anak. Sementara di desa tidak ada sekolah yang menjadi sarana mendidik anak-anak. Hal itulah yang kemudian melahirkan gagasan menyelenggarakan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di daerah miskin atau daerah tertinggal.

Lihat juga...