Ketakutan Pada Kelompok Bersenjata, Mendorong Warga Eksodus dari Ilaga
TIMIKA – Ketakutan pada aksi kelompok kriminal separatis bersenjata, mendorong warga luar Papua mengungsi dari Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak. Mereka eksodus ke Timika, ibu kota Kabupaten Mimika, dalam sepekan terakhir.
“Orang-orang masih pada trauma karena setiap hari selalu mendengar bunyi letusan senjata api. Rata-rata warga pendatang tidak mau bertahan di Ilaga, karena takut menjadi korban atau sasaran penembakan,” kata Fredy Rombe Sirudu, pengungsi dari Ilaga, yang pada Sabtu (5/10/2019) siang tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika.
Fredy tiba di Timika bersama 35 warga Ilaga, yang berasal dari Tanah Toraja, Sulawesi Selatan. Ia bersama pengungsi Ilaga lainnya, kemudian dibawa ke Gedung Tongkonan milik Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Mimika di Jalan Sam Ratulangi, Sempan, Timika. Menurut Fredy, yang sehari-hari bekerja sebagai pendamping desa di Kabupaten Puncak, dari Sabtu (5/10/2019) pagi hingga siang ada 10 penerbangan pesawat perintis dari Bandara Aminggaru Ilaga menuju Bandara Mozes Kilangin Timika untuk mengangkut pengungsi.
Pesawat rata-rata mengangkut sembilan hingga 10 pengungsi dalam sekali penerbangan. Jumlah warga luar Papua yang mengungsi dari rumah mereka ke Kantor Komando Rayon Militer, Kepolisian Sektor, markas Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara, dan markas Komando Taktis Korps Brigade Mobil di Ilaga, hingga kini masih ratusan dan semuanya ingin segera dievakuasi ke Timika.
Namun layanan penerbangan dari Ilaga ke Timika yang rata-rata menggunakan pesawat jenis Grand Caravan, hanya bisa mengangkut 10 sampai 11 orang untuk sekali terbang. Itu-pun dengan biaya sewa pesawat mencapai beberapa puluh juta rupiah. “Kalau orang pemerintah (pegawai Pemkab Puncak), rata-rata mereka diangkut dengan pesawat Dabi Air Nusantara milik Pemkab Puncak. Tapi sehari hanya bisa terbang tiga kali dari Ilaga ke Timika. Kalau masyarakat umum harus carter pesawat sendiri dengan biaya sekitar Rp30 juta sampai Rp35 juta sekali terbang. Kami harus patungan bayar ongkos carter pesawat, rata-rata Rp3 juta per penumpang,” tambahnya.