Kemarau, Pemkot Palu Tangani 70 Kasus Kebakaran Lahan

PALU – Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah selama musim kemarau ini sudah menangani 70 kali kasus kebakaran lahan kosong di kota itu.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Palu, Sudaryalo R Lamangkona, di Palu, Selasa mengatakan, kebakaran lahan dipicu adanya aktivitas pembakaran sampah di lahan terbuka yang ditumbuhi rumput-rumput kering sehingga api dengan mudah merembet, akibatnya terjadi kebakaran meluas.

“Kasus-kasus kebakaran lahan ini tertangani dengan baik. Personel kami selalu siap siaga beroperasi jika terjadi hal-hal genting,” ujar Sudaryano.

Dia mengemukakan, dari penanganan kasus tersebut di Ibu Kota Sulawesi Tengah tidak ada terjadi kerusakan material maupun harta benda akibat kebakaran lahan kosong.

Menurut dia, beberapa bulan terkhir kondisi cuaca di Kota Palu mengalami perubahan yang cukup drastis, sebagaimana analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) curah hujan sangat rendah yang menyebabkan massa udara kering dan panas di daerah-daerah tertentu meningkatkan potensi kebakaran hutan yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Dia menilai, peralihan musim juga memicu kebakaran, cuaca terik yang berlebihan menyebabkan terjadinya kekeringan rumput dan jika terkena percikan api sangat mudah terbakar. Kelembaban Kota Palu berkisar 30 – 40 persen pada siang hari dan suhu yang terpantau 33 – 37 derajat celcius, di siang hari.

“Kasus yang kami jumpai kebakaran lahan rata-rata bukan diakibatkan dari fenomena alam, ini justru karena aktivitas manusia baik membakar sampah maupun membuka lahan perkebunan,” jelas Sudaryano.

Dia mengimbau, bagi masyarakat yang ingin membuka lahan perkebunan dengan cara membakar, untuk saat ini jangan dilakukan sebab cukup berbahaya karena Kota Palu masih peralihan musim sehingga terik matahari sangat menyengat.

Lihat juga...