BMKG Jelaskan Penyebab Terjadinya Angin Kencang

Editor: Koko Triarko

Sementara faktor ke dua, kata Siswanto, adalah kulminasi Matahari masih berada di sekitar Pulau Jawa.

“Faktor lain yang turut berperan atas terjadinya peningkatan kecepatan angin pada beberapa wilayah di Pulau Jawa adalah  pergerakan semu matahari secara tegak lurus dengan permukaan bumi (kulminasi), yang saat ini masih berada tidak jauh dari Wilayah Selatan Jawa,” kata Siswanto.

Sebagaimana di ketahui, pada 10 – 16 Oktober, Jakarta, Semarang, Cilacap, Yogyakarta, Denpasar, dan kota-kota di Indonesia bagian selatan lainnya, umumnya mengalami fenomena kulminasi matahari. Ditambah kondisi kering kemarau, beberapa kota mencatat suhu udara permukaan yang cukup tinggi.

“Hari ini di Jakarta dan Semarang, mencatat suhu maksimum siang hari hampir tembus 37°C dan 36°C,” ujarnya.

Siswanto menjelaskan, bahwa dalam skala tertentu, tekanan udara permukaan berbanding terbalik dengan suhu udara permukaan.

“Suhu yang lebih panas akan mampu menurunkan tekanan udara permukaan, sehingga udara mengalir ke wilayah dengan suhu yang lebih panas tersebut,” paparnya.

Faktor ke tiga, adalah respons cuaca lokal, terutama daerah pegunungan, terhadap peningkatan kecepatan angin regional tersebut.

“Kecepatan angin yang lebih kuat pada lapisan troposfer, selain dapat dirasakan dengan penguatan angin permukaan di banyak tempat, juga memicu penguatan sirkulasi lokal berupa angin gunung dan angin lembah di daerah dengan kontur topografi berbukit bukit,” pungkas Siswanto.

Lihat juga...