BMKG Jelaskan Penyebab Terjadinya Angin Kencang

Editor: Koko Triarko

JAKARTA – Terkait beberapa kejadian angin kencang yang membawa material debu dan asap kecoklatan di beberapa daerah di Pulau Jawa,  serta angin yang lebih kencang dari biasanya, Kasubbid Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)  Siswanto, menyebutkan ada tiga faktor penyebabnya.

Pertama, adalah kuatnya angin timuran monsun Australia di atas Laut Jawa dan Samudra Hindia selatan Jawa. “Kehadiran iklim yang lebih kering dan terlambat datangnya awal musim hujan, salah satunya disebabkan masih aktifnya Angin Monsun Australia yang dominan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara,” kata Siswanto, saat dihubungi, Selasa (22/10/2019).

Ia juga menyebutkan, bahwa dalam beberapa hari terakhir, terpantau terjadi penguatan kecepatan angin tersebut di lapisan troposfer bawah, sekitar ketinggian 850 milibar (1,5 km di atas permukaan) hingga mencapai 70 km/jam di atas Laut Jawa.

Beberapa data pengamatan udara atas pada lapisan 850 mb atau 1.500 meter dari Stasiun Meteorologi di Jawa Tengah pada 21 Oktober 2019, yang dilakukan BMKG adalah Stasiun Meteorologi Semarang, mencatat kecepatan angin sebesar 74 km per jam, Stasiun Meteorologi Tegal mencatat sebesar 63  km per jam, Stasiun Meteorologi Cilacap sebesar 45  km per jam dan Stasiun Meteorologi Maritim Serang mencatat lebih dari 100  km per jam.

“Penguatan kecepatan angin atas itu dipengaruhi oleh kuatnya pusaran tekanan tinggi di Samudra Hindia tengah bagian selatan, sekitar Kepulauan Mascarene yang dikenal sebagai fenomena Mascarene High (MH),” urai Siswanto.

Ia menambahkan, keberadaan MH biasanya muncul pada masa peralihan monsun di sekitar bulan April dan Oktober, dan berkaitan erat dengan sistim monsun Afrika dan Australia.

Lihat juga...