Anies: Revitalisasi Trotoar Untuk Kesetaraan Warga Jakarta
Editor: Koko Triarko
Selain itu, terdapat 10 titik lokasi trotoar yang telah dan sedang direvitalisasi hingga akhir 2019. Yaitu, trotoar di Jalan Dr. Satrio, trotoar di Jalan Otto Iskandardinata, trotoar di Jalan Matraman Raya, trotoar di Jalan Pangeran Diponegoro, trotoar di Jalan Kramat Raya dan jalan Salemba Raya, trotoar di Jalan Cikini Raya, trotoar di Jalan Latumenten, trotoar di Jalan Danau Sunter Utara, trotoar di Jalan Yos Sudarso, dan trotoar di Jalan Kemang Raya.
Kawasan yang juga menjadi sorotan penting revitalisasi pada tahun ini adalah trotoar Cikini dan Kemang. Di trotoar Cikini, jalur sepanjang 10 kilometer ini akan diperlebar, dari semula hanya 3 meter menjadi 4,5-6 meter. Yaitu, 1,5 meter untuk pejalan kaki, 1,5 meter untuk penyandang disabilitas, 1,5 meter untuk street furniture, 0,5 sampai 1 meter untuk amenities.
Dia menyebut, kaki adalah alat transportasi yang dimiliki hampir semua warga Jakarta. “Setelah pejalan kaki, kendaraan bebas emisi (sepeda dan kendaraan listrik), diikuti kendaraan umum serta kendaraan pribadi,” tuturnya.
Perubahan paradigma ini, tercermin dari revitalisasi trotoar yang terhubung dengan koridor bisnis, komersil, pariwisata, hingga transportasi publik dalam kerangka Transit Oriented Development (TOD).
Namun, proyek pelebaran trotoar di beberapa ruas jalanan Jakarta ikut dikeluhkan oleh sejumlah pengendara motor maupun mobil. Sebab, pelebaran trotoar ini juga membuat kemacetan akibat ruas jalan menyempit.
Terhadap keluhan tersebut, Anies lalu mengajak warga agar menggunakan kendaraan umum. Selain mengurangi kemacetan, transportasi umum kini juga sudah jauh lebih nyaman.