Air Sumur Tua Peninggalan Raja Sikka tak Pernah Kering

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Penggalian sumur sebutnya, dilakukan saat masa pendudukan Jepang. Semua warga dusun hanya menggunakan air ini untuk minum saja karena tidak terasa asin bahkan terasa segar meskipun langsung diminum tanpa dimasak terlebih dahulu.

“Kalau dulu sebelum gempa dan tsunami Flores bulan Desember tahun 1992, air ini suka kering kalau banyak warga yang mengambilnya. Kita harus menunggu beberapa lama agar air kembali terisi di sumur dan bisa diambil,” terangnya.

Warga desa Koja Doi dan desa Parumaan dulu sebelum gempa semuanya mengambil air dari sumur ini. Saat ini pun sumur ini untuk konsumsi warga pulau Koja Doi, warga dusun Koja Gete dan terkadang warga pulau Parumaan.

“Ada ratusan kepala keluarga yang mengkonsumsi air ini. Terkadang warga dari pulau lainnya pun datang mengambil air dari sumur ini untuk air minum. Usai gempa dan tsunami, air tidak pernah kering meskipun banyak yang ambil,” tuturnya.

Warga beberapa pulau ini kata Marhaing, bersyukur karena untuk minum tidak perlu membawa air dari beberapa wilayah di pulau Flores khususnya di desa Nangahale kecamatan Talibura. Warga pun tidak mengeluarkan uang untuk membeli air minum.

Lihat juga...