Suplai Magma Gunung Merapi Masih Aktif

Rekaman kejadian awan panas letusan Gunung Merapi pada Minggu (22/9) pukul 11.36 WIB yang terpantau dari BPPTKG - Foto Ant

YOGYAKARTA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi  (BPPTKG) menyebut, suplai magma masih aktif berlangsung di Gunung Merapi.

Hal tersebut memicu munculnya awan panas, yang potensinya masih mungkin terjadi. Baik awan panas guguran maupun letusan. “Sejak 29 Januari hingga saat ini, tercatat 108 kali kejadian awan panas. Karena suplai magma masih terus berlangsung, maka kejadian awan panas masih berpotensi terjadi,” kata Kepala Seksi Gunung Merapi, BPPTKG, Agus Budi Santoso, Senin (23/9/2019).

Menurutnya, suplai magma yang berlangsung secara aktif tersebut dapat ditunjukkan dari data pemantauan kegempaan yang terekam. Gempa volcano tectonic, baik dalam maupun dangkal, serta gempa multiphase terjadi dengan jumlah yang cukup signifikan. “Data dari seismograf mengalami kenaikan yang signifikan dalam tiga bulan terakhir. Kami juga menangkap gejala deformasi, tetapi belum terlalu jelas. Ini menunjukkan bahwa suplai magma terus terjadi,” tandasnya.

Meskipun terjadi peningkatan data seismograf, namun kondisi Gunung Merapi sampai saat ini masih ditetapkan dalam status waspada. “Rekomendasi kepada masyarakat juga tetap sama, yaitu menghindari wilayah bahaya dari luncuran awan panas dan lontaran material erupsi pada jarak tiga kilometer dari puncak,” katanya.

Sedangkan mengenai kejadian awan panas letusan pada Minggu (22/9/2019) sekira pukul 11.36 WIB, Agus mengatakan, hal tersebut terjadi karena ada dorongan gas dari dalam tubuh gunung yang mendobrak kubah lava. “Akibatnya, awan panas didahului letusan gas yang kemudian menimbulkan kolom asap. Awan panas pada Minggu (22/9/2019) memang berbeda dari biasanya yang berupa awan panas guguran,” jelasnya.

Lihat juga...