Kemarau Sumber Air Kering, Warga Bakauheni Andalkan Bantuan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Kemarau berimbas keringnya sejumlah sumber mata air milik warga Bakauheni, Lampung Selatan (Lamsel).
Dayat, warga Dusun Kayu Tabu, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni mengaku empat bulan terakhir warga kesulitan air bersih. Dua sumber air bersih milik warga berupa mata air SD Inpres dan mata air hutan larangan atau hutan lindung desa mulai kering.
Meskipun air mengalir namun debit mulai menurun berimbas warga harus mengantri dengan jeriken. Kesulitan air bersih menurutnya sangat dirasakan warga. Pada kemarau tahun sebelumnya mata air hutan lindung masih bisa dimanfaatkan.
Namun saat kemarau tahun ini ia menyebut kekeringan lebih parah. Sejumlah wanita dan anak-anak bahkan harus ikut menunggu air bersih pada sumber air untuk mendapatkan air bersih.
Warga yang memiliki sumur dan mengering bahkan mengandalkan air bersih bantuan. Dayat menyebut bantuan sebagian berasal dari pemerintah daerah Lamsel melalui Dinas Sosial.
Sebagian bantuan berasal dari sejumlah relawan dengan jadwal pengiriman tidak menentu. Kebutuhan air bersih yang vital bahkan membuat warga memilih mengeluarkan uang ekstra untuk membeli air.
“Warga sebagian memilih membeli air dengan jeriken yang dikirim oleh penjual air keliling atau memakai tandon untuk kebutuhan air bersih selama sepekan meski pemakaian harus dihemat,” ungkap Dayat saat dikonfirmasi Cendana News, Sabtu (7/9/2019).
Upaya mendapatkan sumber air bersih menurut Dayat sudah dilakukan warga dengan membuat sumur gali dan sumur bor. Namun karena kontur perbukitan di wilayah tersebut membuat warga sulit memperoleh air bersih.
Pembuatan sumur bor bantuan dari pemerintah bahkan sulit dilakukan akibat tanah bebatuan sulit ditembus mata bor. Warga bahkan memilih meminta air bersih dari desa lain menggunakan jeriken.