Kekeringan Hebat Landa Kawasan Timor Tengah Selatan

KUPANG – Sebanyak 7.494 kepala keluarga (KK) atau 29.398 jiwa penduduk Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, saat ini mengalami krisis air bersih akibat kekeringan yang melanda wilayah itu.

Bupati Timor Tengah Selatan, Epy Tahun, dikonfirmasi melalui telepon genggam dari Kupang, mengakui kekeringan hebat telah melanda wilayah itu selama empat bulan terakhir ini. Kondisi ini telah mengakibatkan puluhan ribu penduduk daerah itu mengalami kesulitan air bersih.

“Proses pendataan baru selesai dilakukan, dan saat ini sudah mulai dilakukan penanganan dengan mendistribusikan air bersih ke desa-desa yang mengalami kesulitan air,” katanya, Jumat (6/9/2019).

Dia mengatakan, berdasarkan laporan sementara, penduduk yang terkena dampak kekeringan ini sekitar 30.000 jiwa, dan kemungkinan masih terus bertambah, karena petugas masih terus melakukan pendataan.

“Penduduk ini tersebar di 34 desa dan 12 kecamatan di wilayah dengan penduduk terpadat di provinsi berbasis kepulauan itu, katanya.

Ke-12 kecamatan yang terkena dampak kekeringan itu adalah Amanuban Timur, Nunkolo, Kuanfatu, Amanuban Selatan, Kuatnana, Oenino, Ki’E, Amanatun Selatan, Fautmolo, Amanatun Tengah, Noebeba dan Fatukopa.

Menurut dia, penduduk desa yang terkena dampak kekeringan paling banyak terdapat di Kecamatan Kuanfatu, yakni berjumlah 4.514 jiwa, tersebar di empat desa, yakni Desa Basmuti, Lasi, Oehan dan Desa Neobeba, Kecamatan Amanatun Selatan yakni 3.707 jiwa, tersebar di tiga desa yaitu Desa Oekiu, Enonetien dan Desa Pollo.

Dan, ketiga di Kecamatan Amanatun berjumlah 3.325 jiwa tersebar di lima desa, yakni Desa Mauleun, Billa, Seini, Pisan dan Desa Tliu.

Lihat juga...