Gandeng 8 Aplikator, DKI Wujudkan “Smart City”

Editor: Mahadeva

JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta menggandeng delapan perusahaan digital, untuk mewujudkan kota cerdas berkeadilan sosial dan berkelanjutan. Kerjasama itu, menjadi bagian awal dari konsep evolusi sebuah kota menuju City 4.0.

Kota 4.0 yang dimaksudkan Anies adalah, kota di mana pemerintah kota sebagai kolaborator, dan warga sebagai ko-kreator. Pemerintah dengan warga bekerja sama untuk mengatasi masalah. “Tujuannya adalah keadilan sosial, tapi mekanismenya harus menggunakan mekanisme pasar supaya sustainable (berkelanjutan),” ujar Anies, usai penandatangan kerjasama, Jumat (13/9/2019).

Anies berharap, kerja sama tersebut dapat membuat ekosistem lengkap, dan memudahkan hidup masyarakat Jakarta. Utamanya mengatasi persoalan dengan berbasis teknologi. Bagi Anies, delapan aplikator tersebut telah memberi jawaban kebutuhan masyarakat.

Dimulai dari upaya pengembangan UMKM sampai transportasi. “Kebutuhan masyarakat diberi solusi oleh mereka. Kami pemerintah penyedia layanan, pembuat regulasi dan punya kewajiban konstitusional untuk membentuk kota nyaman, rumah untuk semua,” tandas Anies.

Pemprov DKI Jakarta berupaya mewujudkan smart governance dengan menggandeng emerging startup seperti Nodeflux. Mereka berperan di bidang artificial intelligence (kecerdasan buatan). Aplikasi yang dihadirkan untuk mendeteksi plat nomor kendaraan wajib pajak. “Melalui kerja sama ini, plat kendaraan wajib pajak bermotor yang melintasi jalanan Jakarta dapat tersambungkan dengan sistem perpajakan untuk mencari potensi pendapatan daerah yang selama ini tersembunyi (tidak dibayarkan oleh wajib pajak),” ujarnya.

Kolaborasi dengan Botika, yang mengembangkan aplikasi Javira. Sebuah aplikasi yang menjadi asisten virtual berupa chatbot, serta DuitHape. Keberadaanya, untuk kemudahan distribusi bantuan sosial dan menggerakkan roda perekonomian di seluruh lapisan masyarakat.

Lihat juga...