BJ Habibie, Bapak Teknologi Indonesia
“Kami sangat berduka atas wafatnya Pak Habibie, Presiden ketiga dan kita kenal sebagai Bapak Teknologi Indonesia terutama terkait dengan penerbangan perdana pesawat N250 yang kita peringati sebagai hari Kebangkitan Teknologi Nasional,” ungkap Thomas Djamaluddin ketika dihubungi di Jakarta pada Rabu malam.
Thomas menyebut jika mengenang Habibie, tidak bisa lepas dari gerakan untuk membuat Indonesia lebih mandiri dalam bidang teknologi.
Habibie, sesuai dengan bidang kepakarannya di bidang konstruksi pesawat terbang, sangat percaya diri bahwa teknologi penerbangan bisa dikembangkan di Indonesia.
“Mimpi ini yang terus kita wujudkan. Pak Habibie secara umum kita kenal sebagai sosok yang menginspirasi generasi muda untuk membangun bangsa ini dengan iptek,” ujarnya.
Habibie juga memberikan berbagai pemikiran yang tertuang dalam konsep Habibienomics yang menyebutkan pentingnya penguasaan teknologi dalam membangkitkan industrialisasi sektor ekonomi nasional.
Bangsa yang maju adalah bangsa yang melandaskan ekonomi berbasis teknologi seperti yang dilakukan Korea Selatan dan Jepang. Untuk itu, Habibie mengatakan penguasaan iptek dan kemampuan sumber daya manusia yang mumpuni akan memberikan peningkatan signifikan bagi perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
BJ Habibie pernah menuntut ilmu di Sekolah Menengah Atas Kristen Dago, dan belajar tentang keilmuan teknik mesin di Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung pada 1954. Pada 1955–1965, Habibie melanjutkan studi teknik penerbangan dengan spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule Aachen, Jerman Barat, menerima gelar Diplom Ingenieur pada 1960 dan gelar Doktor Ingenieur pada 1965 dengan predikat Summa Cum Laude.