BJ Habibie, Bapak Teknologi Indonesia
Berbekal sumber daya manusia yang kompeten dan kemampuan inovasi dan teknologi maka Indonesia akan mampu berdaya saing di kancah global dan meraih lompatan-lompatan kemajuan.
Selain memotivasi untuk pengembangan iptek dan inovasi, BJ Habibie yang menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia ke-7, berpesan kepada perekayasa, ilmuwan dan peneliti, dalam suatu pertemuan di kediamannya agar menghasilkan dan mendorong seluruh inovasi untuk mampu mengambil porsi terbesar dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Negara Indonesia sehingga Indonesia dapat menjadi negara kuat, mandiri dan maju berbasis iptek.
“Sasaran kita adalah seluruh GDP (Produk Domestik Bruto) apakah sektor pangan, energi terbarukan, atau apa saja yang dibutuhkan, Anda harus bisa. Kalau bukan Anda siapa lagi,” kata Habibie yang pernah menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia dan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Bahkan Habibie yang merupakan pendiri BPPT berharap kontribusi inovasi dapat menempati 70 persen dari Produk Domestik Bruto, sehingga ekonomi Indonesia bisa berbasis inovasi.
Dengan demikian, maka daya saing bangsa Indonesia akan meningkat di kancah internasional melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan bangsa, termasuk mendorong terbukanya banyak lapangan kerja dalam negeri dan menurunkan biaya operasional karena negeri sendiri bisa menghasilkan tanpa harus mengimpor.
Sosok penting pembangunan Indonesia itu mengukir sejarah dengan terbangnya pesawat perdana buatan Indonesia, pesawat N-250, yang digagas Habibie. Peristiwa itu kemudian menandai lahirnya Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pertama pada 1995.