Ia mengatakan, sudah melalukan sosialisasi kepada takmir masjid terkait tata cara penyembelihan dan pemotongan hewan kurban yang baik, dengan memperhatikan higienitas dan sanitasi lingkungan.
“Tempat untuk penyembelihan dan pemotongan diupayakan dalam kondisi yang bersih, sehingga daging yang diterima warga pun dalam kondisi yang bersih,” katanya.
Sedangkan untuk limbah sisa pemotongan hewan kurban, lanjut Sugeng, perlu dibuatkan tempat khusus, sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar.
“Untuk jeroan, jangan dicuci di sungai. Meskipun air sungai itu terlihat bersih, tetapi bisa saja berpotensi mengandung banyak bakteri e-coli. Lebih baik dicuci di air mengalir dan dibuatkan tempat penampungan untuk limbahnya,” katanya.
Warga Kota Yogyakarta, lanjut Sugeng, juga dapat memanfaatkan layanan penyembelihan hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan Giwangan. Pada hari pertama dan kedua Iduladha, sudah ada 50 ekor sapi yang akan dipotong.
“Pada hari ketiga ada 10 sapi dan hari keempat masih kosong,” katanya.
Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidul Kota Yogyakarta juga terus menggencarkan kampanye penggunaan wadah ramah lingkungan untuk membagikan daging kurban, di antaranya besek, daun pisang, daun jati, hingga wadah makanan yang dibawa dari rumah. (Ant)