Pengamat Sebut Keputusan TNI Pertahankan Enzo, Perlu Dihargai

Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC, Pratama Persadha. -Foto: Antara/HO/Dok/Ist

JAKARTA — Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi CISSReC, Pratama Persadha mengatakan keputusan TNI Angkatan Darat untuk mempertahankan Taruna Akademi Militer keturunan Indonesia-Prancis, Enzo Zenz Allie perlu dihargai.

“Keputusan ini perlu kita hargai. Tentu TNI telah memiliki mekanisme, penilaian dan standar tersendiri sehingga Enzo akhirnya tetap dipertahankan,” kata Pratama saat dihubung di Jakarta, Selasa malam (13/8/2019).

Ia mengatakan viralnya Enzo yang dituding simpatisan Ormas terlarang HTI tentu perlu menjadi perhatian bagi TNI untuk lebih memperketat mekanisme seleksi taruna.

Menurut dia, TNI juga perlu secara terus menerus melakukan pengawasan dan penilaian kepada para taruna selama menempuh pendidikan di Akmil.

Apabila dikemudian hari selama menempuh pendidikan diketahui taruna tersebut terbukti terpapar atau terpengaruh paham radikalisme, maka taruna tersebut harus dikeluarkan.

“Pengumuman ini disampaikan langsung Kepala TNI AD diharapkan menghentikan polemik terkait enzo. Apalagi isu ini juga menjadi ‘makanan’ para buzzer media sosial,” katanya.

Pratama mengatakan kasus Enzo ini juga menjadi momen bagus bagi masyarakat untuk mengetahui bahwa profil seseorang di media sosial bisa dipantau oleh siapapun dengan tujuan apapun.

Karena itu, lanjut dia, sebaiknya masyarakat melakukan hal-hal yang baik di media sosial khususnya dan berperilaku baik di semua ‘platform’ yang ada di dunia maya.

“Internet memang bisa sangat bermanfaat namun juga bisa sangat merugikan,” ujarnya.

Pratama menambahkan, profiling lewat media sosial dan google sebenarnya bukan hal baru. Profiling juga ditujukan tidak hanya kepada akun seseorang yang sedang mendaftar kerja atau sedang melakukan tes.

Lihat juga...