Kemarau, Omset Bisnis Batako di Lamtim Meningkat

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

LAMPUNG — Kemarau memberikan keuntungan tersendiri bagi pelaku usaha pembuatan batako. Cuaca yang panas membuat proses pengeringan lebih cepat sehingga mampu memenuhi permintaan yang meningkat.

Budiman, salah satu warga Desa Negeri Agung, Kecamatan Gunung Pelindung,Lampung Timur (Lamtim) menyebut permintaan akan batako saat kemarau berbarengan dengan banyaknya warga yang membuat bangunan rumah baru atau renovasi.

“Banyak masyarakat memilih memakai batako untuk proses pembangunan rumah karena bisa lebih cepat untuk pengaplikasian dalam pembuatan bangunan dan hemat penggunaan semen,” terang Budiman saat ditemui Cendana News, Selasa (13/8/2019).

Pemilihan batako yang dominan diminta masyarakat membuat usahanya bisa bertahan. Sejumlah konsumen memilih batako karena cetakan lebih rapi, ukuran besar menghemat waktu dan tenaga, lebih ringan, kedap air dan kedap suara.

Pada penggunaan batako untuk pembuatan rumah, konsumen bisa memesan jauh jauh hari. Sebab batako yang memiliki daya tahan tinggi bisa disimpan sebelum proses konstruksi bangunan dilakukan. Bagi masyarakat pedesaan, pemesanan batako belum berarti akan membangun rumah dalam waktu dekat. Pasalnya sebagian masih mengumpulkan batu pondasi, pasir, genteng dan kayu.

“Warga yang akan membuat rumah kerap menabung bahan bangunan berupa batako sehingga pesanan masih bisa dipenuhi,” ungkap Budiman.

Proses pengeringan batako memanfaatkan sinar matahari didukung oleh musim kemarau. Pengeringan bisa lebih cepat, dalam waktu satu hari, batako bisa kering.

“Batako yang dicetak dengan sistem press bisa lebih banyak dibuat saat kemarau. Sesuai takaran, semen satu sak (50 Kg) bisa dibuat menjadi sebanyak 200 batako,” tambahnya.

Lihat juga...