44 Desa Kluster Dua Sikka Pamerkan Produk Unggulan

Editor: Koko Triarko

MAUMERE – Sebanyak 44 desa dari enam kecamatan di Kabupaten Sikka, NTT, turut berpartisipasi dalam pameran Bursa Inovasi Desa kluster 2, Kamis (21/8). Dari 44 desa tersebut, terdapat 50 produk inovasi yang dinilai menonjol dan perlu dikembangkan.

“Di kluster 2 ada sekitar 50 jenis inovasi di desa. Dari jumlah tersebut, yang menonjol seperti pengolahan lebah madu hutan dan pengolahan pangan lokal serta desa wisata dan penjualan produk lainnya,” kata Kristo Reliamus, Manejer Bursa Inovasi Desa kluster 2 Sikka, Kamis (22/8/2019).

Dikatakan Kristo, ada juga pengolahan kakao menjadi coklat di desa Wolonwalu, serta pengolahan minyak cengkih di kecamatan Bola, Doreng dan Mapitara.

Selain itu, di kecamatan Talibura ada BUMDes Mitra Usaha Desa Bangkoor yang menjual Sarana Produksi (Saprodi) pertanian. Selama dua bulan pada 2018, sudah memberikan pendapatan bagi desa sebesar Rp3 juta per bulan.

Manejer Bursa Inovasi Desa kluster 2 kabupaten Sikka, NTT, Kristo Reliamus. -Foto: Ebed de Rosary

“Itu yang didorong karena dana desa banyak, jadi buat apa panggil investor, karena dana desa mencukupi. Makanya, desa perlu mengembangkan invovasi produknya, agar bisa memberikan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan warganya,” tegasnya.

Ketersedian dana desa yang ada, kata Kristo, digunakan untuk pengembangan desa, terutama pengembangan ekonomi.

Dana desa yang ada sifatnya stimulan, bukan unsur utama pembangunan, agar desa bisa mengembangkan aset desa.

“Makanya, desa harus berinovasi, misalnya aset wisata di desa  harus dikelola dengan baik.Tapi, manajemennya harus berada di bawah naungan BUMDes, dengan tujuan peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes),” harapnya.

Lihat juga...