Tekuni Pertanian Hidroponik, Antar Latifah ke Jepang

“Awalnya cuma hobi karena ingin lingkungan terlihat asri dan tidak gersang. Namun, lama-kelamaan mendatangkan keuntungan finansial. Saat ini saya dan rekan-rekan belajar untuk profesional dengan mulai berhitung dalam arti mulai menjual hasil tanam,” ungkap ibu empat anak dan tiga cucu tersebut.

Saat ini komunitas petani perkotaan yang digagas Latifah memiliki 30 orang anggota dengan lebih dari setengahnya berasal dari Gang Hijau. Sistem keanggotaan komunitas hidroponik Gang Hijau mewajibkan para anggota untuk piket setiap hari secara berkelompok. Selain itu, Latifah dan rekan-rekan petani kotanya juga aktif memberikan pelatihan cara menanam hidroponik kepada masyarakat dari berbagai wilayah.

“Kalau ada yang ingin menanam atau membantu memindahkan bibit setelah semai, kami akan memberikan bayaran. Strategi ini juga dapat meningkatkan minat orang-orang terhadap sistem pertanian hidroponik,” jelasnya.

Mendunia

Ketekunan Latifah dalam menyemai dan menumbuhkembangkan semangat menanam ala hidroponik kepada warga, berbuah manis. Pada tahun ini, pemerintah melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta mengusulkan agar Latifah mengikuti seleksi program Urban Agriculture World Summit (UAWS).

Ajang tersebut menjadi kumpul kepala yang menaungi para petani perkotaan dari seluruh dunia. Pada tahun 2019, pertemuan antarpetani kota tersebut akan dihelat di Tokyo, Jepang.

Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Darjamuni menjelaskan terpilihnya Latifah dalam ajang berskala internasional tersebut akan berdampak baik bagi perkembangan urban farming di Indonesia.

“Ibu Latifah akan berangkat ke Jepang pada tanggal 28 November hingga 4 Desember 2019. Semua biaya ditanggung oleh pihak penyelenggara. Mudah-mudahan ini jadi momen bagus buat masa depan petani perkotaan ke depannya,” kata Darjamuni.

Lihat juga...