Jakarnaval 2019, Padukan Budaya di Jalanan Ibu Kota
Sementara itu, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu menampilkan pakaian dan kostum bertema “Seribu Warna” yang didominasi warna biru laut, sesuai dengan destinasi wisata Kepulauan Seribu.
Warna-warni budaya tradisional Indonesia dalam gelaran tersebut ternyata membuat warga Belgia, Floortje Clerix, jatuh hati.
“Saya sangat senang bisa melihat kostum, tarian, dan musik karena semuanya terlihat tradisional dari Indonesia. Sangat berwarna dan menarik bisa melihat berbagai budaya yang berbeda dari Indonesia,” ujar perempuan yang akrab disapa Flo itu.
Ia mengatakan parade budaya seperti Jakarnaval tidak ada di negara asalnya.
Namun, dia mengatakan, Belgia memiliki karnaval, yang digelar tahunan setiap Februari, di mana peserta parade melempar permen kepada warga yang menyaksikan.
Di tengah karnaval, tampak sejumlah ahjumma (sebutan untuk ibu-ibu Korea) dan ahjussi (sebutan untuk bapak-bapak Korea) mengenakan pakaian putih dengan lilitan kain warna biru, merah, kuning, khas warna bendera Korea Selatan.
Mereka memainkan alat musik perkusi tradisional Korea Selatan, samulnori. Di belakang mereka sejumlah anak muda menggunakan pakaian seni bela diri asal Korea, taekwondo.
Mereka berhasil memikat hati para penonton saat berhasil memecah kayu dengan gerakan taekwondo.
Rombongan yang diketahui berasal dari Pusat Kebudayaan Korea di Indonesia, Korean Cultural Center Indonesia, milik Kedutaan Besar Republik Korea untuk Republik Indonesia itu, ditutup dengan sejumlah orang mengenakan baju tradisional Korea Selatan, hanbok.
Selain Kedutaan Besar Korea Selatan, Kedutaan Besar Maroko juga ikut memeriahkan karnaval yang digelar dalam rangkaian perayaan HUT Ke-492 DKI Jakarta itu.