Indonesia Harus Waspadai Kenaikan Suhu Akibat Perubahan Iklim
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
Gelombang panas di Eropa umumnya muncul pada puncak musim panas, dibangkitkan oleh terbentuknya sistem tekanan tinggi udara permukaan hingga atmosfer atas yang membendung aliran udara dari daerah lain atau istilahnya, atmospheric blocking sehingga berkembang menjadi udara panas.
Meskipun sistim itu diprediksikan segera meluruh dalam beberapa hari ke depan, tetapi masih tetap ada peluang bahwa kejadian ini akan berulang lagi karena musim panas masih berlangsung hingga September nanti di sebagian besar Eropa.
“Umumnya puncaknya adalah bulan Juli dan Agustus. Kejadian ekstrem panas kali ini pun sudah yang kedua kalinya di bulan Juli ini, setelah sebelumnya di bulan lalu, gelombang panas juga telah melanda Perancis dan Spanyol,” ucap Siswanto.
Dari analisis data iklim oleh peneliti Eropa sendiri, kejadian gelombang panas seperti kali ini termasuk kejadian ekstrem yang memiliki periode ulang > 30 tahun. Bila ekstremitas ini dibandingkan dengan iklim periode 100 tahun lalu, peluang kejadian gelombang panas seperti saat ini, telah meningkat 10 kali lipat frekuensinya di masa iklim zaman sekarang.
“Akibat perubahan iklim, risiko itu makin meningkat di masa mendatang,” pungkasnya.