Budaya Babaritan di Kampung Kranggan Tetap Terjaga

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

BEKASI – Perayaan babaritan,  tradisi sedekah bumi menjadi budaya secara turun temurun sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi tersebut ada di Kampung Kranggan, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Tradisi baritan atau babaritan, masih dilestarikan di kampung Kranggan, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, dilaksanakan setiap bulan Apit dan Suro atau dua kali dalam setahun.

Babaritan di Kampung Kranggan adalah upacara adat yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat dan peristiwa alam yang dulu biasa dilakukan setelah memanen hasil bumi.

Upacara ini sering disebut istilah sedekah bumi, sedangkan pada masyarakat nelayan  disebut sedekah laut. Biasanya dilaksanakan oleh beberapa komponen masyarakat, tujuannya agar musibah, wabah penyakit dan bencana tidak terjadi di kampung mereka.

Amir Mahmud (kanan) bersama sesepuh kampung Kranggan, yang menjelaskan soal budaya babaritan, Minggu (21/7/2019) – Foto: Muhammad Amin

“Ritual ini merupakan refleksi interaksi antara manusia, lingkungan dan kepercayaan terhadap Tuhan. Bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan” ungkap Amir Mahmud, keluarga ahli waris dari makam Keramat Selamiring, Minggu (21/7/2019).

Budaya babaritan setiap tahun dilakukan warga di Kampung Kranggan sebagai salah satu Kampung Budaya di Kota Bekasi.

Dalam upacara itu biasanya memberikan sajian berupa aneka makanan terutama daging kurban kambing atau kerbau kepada para pengunjung yang mengikuti atau datang ke acara babaritan untuk makan bersama.

“Budaya tradisi babaritan ini selama beberapa generasi masih tetap terjaga hingga saat ini. Terutama oleh warga masyarakat Kranggan Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi,” tutur Amir Mahmud.

Lihat juga...