Sepanjang Juni 2019, 11 Bencana Hidrometeorologi Terjadi di Indonesia
Editor: Makmun Hidayat
Lebih jauh Doni mengatakan, beberapa wilayah lain bahkan di atas 60 hari. Sedangkan HTH terpanjang selama 96 hari melanda wilayah Rambangaru, Sumba Timur, NTT. Menurut perkiraan ada potensi terjadinya El Nino kategori lemah sampai dengan Juli 2019, sehingga musim kemarau diperkirakan akan normal.
“Awal musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia jatuh pada bulan April 2019 dan puncaknya diprediksi akan terjadi pada bulan Agustus-September. Melihat dari gejala prakiraan musim oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang harus diantisipasi untuk beberapa bulan ke depan adalah bencana kekeringan,” sebutnya.
Pada bulan Juni 2019 hotspot terkonsentrasi di Provinsi NTT, Riau, NTB, Kalimantan Selatan dan Jawa Timur. Tren hotspot pada beberapa hari terakhir mengalami peningkatan sehingga perlu menjadi perhatian untuk hari-hari selanjutnya. Sementara itu, bahaya kebakaran hutan dan lahan juga mengancam 7 provinsi di antaranya; Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
“Dalam upaya antisipasi bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan BNPB akan melakukan kegiatan di antaranya, melakukan pemantauan dan peninjauan lapangan bersama dinas-dinas terkait untuk mengantisipasi dan menangani terjadinya kekeringan serta potensi kebakaran hutan dan lahan,” jelasnya.
Kemudian lanjut Doni, pemantauan melalui sistem peringatan dini terkait karhutla dan kekeringan yang telah ada, melakukan koordinasi kesiapan mekanisme tanggap darurat/penanggulangan bencana dengan stakeholder daerah dan melakukan upaya penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan.