Perbedaan Menjadi Jalan Harmoni Menuju Tuhan

Editor: Koko Triarko

Ia juga mengatakan, sebagai komunitas yang dianggap kumpulan orang beriman, teladan rasul Petrus dan Paulus harus ditanamkan sejak awal. Sebab, seperti kisah panggilan para murid atau rasul Yesus Kristus, setiap rasul memiliki perbedaan latar belakang. Sejumlah rasul, di antaranya merupakan petani, nelayan, pemungut pajak serta beragam profesi. Namun, tujuan untuk keselamatan menyatukan para rasul tersebut.

Pada awal Gereja perdana, bentuk silang pendapat antara para rasul kerap terjadi. Namun dengan doa dan kebersamaan untuk menentukan sebuah tujuan, disatukan dalam perjamuan dan percaya Tuhan sebagai Pemersatu membuat para rasul memiliki sifat militan.

Semangat militan untuk memberitakan kabar baik, bahkan berujung pada kemartiran bagi para rasul.

“Rasul Petrus dan Paulus rela menderita dipenjara dan menjadi martir, karena ingin menjadi teladan siap berkorban demi Yesus Kristus,” papar Pastor Bernardus Hariyanto Silaban.

Pada zaman modern, dalam kehidupan gereja muncul perbedaan. Sebagai kumpulan umat dengan latar belakang berbeda, perpecahan akibat prinsip yang berbeda, bahkan berpotensi terjadi. Meski demikian, dengan adanya kedewasaan iman, bahwa hidup menggereja memiliki tujuan suci menuju Tuhan, maka perbedaan justru menjadi jalan mencapai harmonisasi.

Pada zaman modern, perbedaan dalam kehidupan juga terlihat dalam setiap keluarga. Cara pandang generasi tua dengan muda akibat perkembangan zaman membuat kerap muncul perselisihan pendapat.

Namun dengan cara bijaksana, setiap perbedaan yang ada digunakan untuk saling melengkapi. Tujuan hidup menggereja yang diteladani dalam rasul Petrus dan Paulus, membuat stasi Pasuruan mengambil nama pelindung kedua rasul tersebut.

Lihat juga...