Jakarta Menghadapi Isu Lingkungan yang Kompleks

Editor: Mahadeva

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbicara di depan perwakilan lima kota tergabung bersama lebih dari 70 kota lainnya di bawah naungan C40 meluncurkan secara resmi Program C40 Climate Action Planning untuk Kawasan Asia Tenggara, di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa (18/6/2019) – Foto Lina Fitria

JAKARTA – DKI Jakarta menghadapi berbagai isu lingkungan yang sangat kompleks. Beberapa masalahnya seperti gas emisi rumah kaca, peralihan dari kendaraan pribadi menuju transportasi publik, penurunan permukaan tanah, dan limpahan air hulu sungai, karena DKI Jakarta merupakan muara dari 13 anak sungai menuju Laut Jawa.

“Tantangan kita hari ini adalah bagaimana memastikan perkembangan perekonomian di Jakarta juga berbarengan dengan ekologi. Karena di masa lalu, rupanya ekonomi dan ekologi bekerja bersama-sama. Bahkan, dua kata ini berasal dari akar yang sama, yaitu oikos-nomos dan oikos-logos. Keduanya berasal dari akar yang sama. Kita harus membawa keduanya bersama-sama,” tutur Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Selasa (18/6/2019).

Menurutnya, DKI Jakarta sekarang ini berkomitmen fokus tidak hanya pada ekonomi, tetapi juga mengenai ekologi. Anies menegaskan komitmennya, untuk menyusun kebijakan dan fiskal terkait isu lingkungan hidup.

Anies berharap, pertemuan antar kota se-Asia Tenggara yang digelar di Jakarta, dapat membawa perubahan lingkungan yang positif. Perubahan untuk diterapkan di masing-masing wilayah, khususnya DKI Jakarta.

“Kita berharap bisa saling bertukar ide, kami berharap bisa mempelajari, dan kami berharap bisa membuka masalah kami untuk kalian, kemudian kami berharap kalian mendatangkan beberapa praktek terbaik yang telah dilakukan untuk kami adaptasikan,” jelasnya.

Jakarta menjadi tuan rumah peluncuran C40 Cities Climate Action Planning Programme untuk kawasan Asia Tenggara. Dengan menjadi tuan rumah, Jakarta memiliki kesempatan untuk belanja ide, untuk membagikan apa-apa saja yang telah dilakukan.

Lihat juga...