“Biasanya pengunjung yang akan menuju lokasi Curug Parigi, melalui jalur Cikiwul Pangkalan V, jalan Narogong. Tapi sekarang jalan tersebut ditutup pemilik tanah, padahal di seberang lahan kosongnya lebih luas,” ujarnya.
Sebelum jalan ditutup pemilik tanah menuju Curug Parigi, banyak pengunjung datang menggunakan mobil bersama keluarga atau bersantai sore. Bahkan tak jarang banyak fotografer datang untuk pemotretan.
Dikatakannya, Curug Parigi dulu kerap dijadikan tempat untuk berkemah hingga di sekitar lokasi banyak yang membuka saung dan berjualan karena tempat parkir tersedia. Tapi itu dulu, sekarang semua sudah bubar hanya ada sampah dan di sebelah desa Ciangsana sudah ditanami pohon pisang.
Dia mengaku, bahwa masih banyak warga dari luar daerah yang datang ke Curug Parigi melalui jalur desa Ciangsana. Hal tersebut karena membaca destinasi wisata di internet.
Tetapi setelah sampai pengunjung tersebut mengaku kecewa karena akses menuju Curug Parigi tidak tersedia dan harus melompati pagar dari kompleks Villa Nusa Indah V.
“Mereka yang datang mengaku melihat dari berita media online, yang memperlihatkan keindahan Curug Parigi. Tapi setelah sampai mereka kecewa, karena tidak terurus dan susahnya akses menuju lokasi,” tukasnya.
Melihat reaksi tersebut, Fajar mengaku hanya tersenyum melihat pemberitaan di media online soal keindahan yang disuguhkan dan wacana Kota Bekasi menjadikan Curug Parigi menjadi salah satu destinasi wisata. Semua berita itu katanya hoaks, lihat saja sendiri Curug Parigi tidak ada yang datang berkunjung.
Namun demikian, Fajar mengatakan, kondisi Curug tidak ada yang berubah, bentuk patahan air terjun, dan suasana sungai. Yang berubah imbuhnya hanya lingkungan, dulu airnya jernih tanpa limbah, sekarang setiap waktu air tersebut dipenuhi limbah.