5.703 Jiwa Mengungsi Akibat Banjir di Konawe Utara

Editor: Koko Triarko

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho -Foto: M Hajoran

JAKARTA – Intensitas hujan tinggi yang mengguyur Kabupaten Konawe Utara dan sekitarnya, pada 1-2 Juni 2019, menyebabkan meluapnya Sungai Lalindu, Sungai Walasolo, dan Sungai Landawe, dan mengakibatkan banjir di Kabupaten Konawe Utara.

Dampak bencana tersebut, data pengungsi hingga 11 Juni 2019 pukul 21.00 WITA, total ada 1.598 KK atau 5.703 jiwa mengungsi dari 42 desa dan 3 kelurahan di 6 kecamatan.

Rinciannya, Kecamatan Andowia (4 desa 1 Kelurahan): 526 KK/1.665 jiwa, Kecamatan Oheo (14 desa, 1 Kelurahan): 202 KK/573 jiwa, Kecamatan Asera (13 desa, 1 Kelurahan): 655 KK/2.608 jiwa, Kecamatan Landawe (6 desa): 103 KK/409 jiwa, Kecamatan Langgikima (2 desa): 12 KK/48 jiwa dan Kecamatan Wiwirano  (3 desa) dalam pendataan.

“Dampak kerugian sampai dengan pukul 21.00 WITA, untuk rumah ada 202 unit hanyut dan 1.396 terendam. Sedangkan untuk pertanian ada 970,3 hektare lahan sawah, ada 83,5 hektar lahan jagung, 420 hektare lahan tambak dan 11 hektare lahan lainnya,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, di Jakarta, Rabu (12/6/2019).

Sementara itu, kata Sutopo, tiga pasar tradisional terendam, yaitu Pasar Landawe, Lembo dan Laronanga. Untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial, 28 gedung sekolah, terdiri dari 8 SD, 3 SMP, dan 17 PAUD, 2 gedung balai desa, 1 jembatan penghubung Desa Laronanga – Desa Puwonua hanyut, sedangkan 1 jembatan lagi tidak bisa dilalui karena terendam di Desa Padalerutama.

“Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Desa Tanggulari – Desa Tapuwatu terputus, 1 jembatan pada jalan antar provinsi di Kelurahan Asera terputus dan 1 jembatan di Desa Amorome Utama hanyut. Sementara 5 bangunan rumah ibadah terendam, dan 2 unit Puskesmas terendam di Kecamatan Andowia,” paparnya.

Lihat juga...