Siswa SMPN 3 Waigete Ujian di Tenda Darurat

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

“Untuk menulis terpaksa menggunakan paha sebagai alasnya. Papan komputer yang ada kami perguanakan untuk menyekat dan membagi lokasi tenda tersebut menjadi dua ruang kelas,” ungkapnya.

Waktu ujian kata Aleksius akan berlangsung selama 5 hari. Dalam sehari ada dua mata pelajaran yang diujikan dimana satu mata pelajaran durasi waktunya hingga dua jam termasuk istirahat setengah jam sebelum ujian mata pelajaran kedua.

Maria Selvita Yuniati, siswa kelas 8B mengaku, sudah terbiasa menulis tanpa meja karena meja tulis di sekolahnya terbatas. Meski ujian berlangsung di bawah tenda namun para siswa sudah terbiasa menempati ruang kelas darurat.

Maria Selvita Yuniati siswa kelas 8B SMPN 3 Waigete kabupaten Sikka bersama teman-teman sekolahnya usai menjalankan ujian kenaikan kelas. Foto: Ebed de Rosary

“Setelah sekolah kami rubuh kami harus belajar bersama dalam satu ruangan sebanyak 40 orang. Tempatnya pun sempit sehingga kami duduk berdesakan dan satu meja bisa dipakai oleh 4 orang siswa,” tuturnya.

Meski keadaan sekolahnya sangat tidak layak, Maria mengaku senang bisa bersekolah di tempat ini. Warga dusun Kalhir ini mengaku jarak rumah dengan sekolahnya tidak terlalu jauh sehingga dirinya memilih untuk bersekolah di tempat ini.

“Setiap pagi saya berangkat dari rumah jam 06.30 WITA dengan berjalan kaki bersama teman-teman lainnya. Masuk sekolah jam 07.15 WITA setiap harinya. Saya ingin menjadi bidan sehingga nanti akan terus bersekolah agar cita-cita saya bisa tercapai,” ucapnya.

Lihat juga...