Semangat 1945, Bentuk Generasi Muda Berakhlak dan Beretika
Redaktur: Satmoko Budi Santoso

‘’Disinilah kaitan antara JSN 1945 dengan generasi penerus bangsa sebagai calon pemimpin masa depan,’’ tegas Sudarta.
Sementara itu Pembantu Ketua III STISPOL Wira Bhakti Denpasar, I Gede Putu Yasa, mengatakan, sosialisasi ini digelar agar generasi muda harus memiliki jiwa semangat yang tinggi dan bekerjasama dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.
Seperti halnya yang dikisahkan dalam cerita para dewa bersedia kerjasama dengan para raksasa untuk memutar gunung guna mendapatkan tirta amerta.
‘’Dari cerita tersebut maka sebagai manusia harus meniru semangat para dewa untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Selain itu sosialisasi JSN 1945 ini perlu digalakkan dan harus hidup dalam diri kita,’’ ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut Putu Yasa mengimbau agar seluruh dosen dapat menyisipkan nilai-nilai pancasila dalam mata kuliah. Karena jiwa semangat 1945 itu adalah dasar ideologi dan filosofinya pancasila. Sehingga apa pun yang diajarkan kepada mahasiswa tidak boleh menyimpang dari ajaran pancasila.
“Maka semua mahasiswa akan berpikir untuk berbuat yang lebih baik selama hidupnya,” tandas Putu Yasa.
Ketua DPD LVRI Provinsi Bali, I Gusti Bagus Saputra, dalam sosialisasi tersebut menceritakan sejarah perjuangan para veteran saat penjajahan negara Belanda dan Jepang di Bali hingga terbentuk perdamaian.
Dari kisah yang dialami Bagus Saputra berharap agar generasi muda memiliki jiwa semangat untuk merdeka dalam keadaan apa pun dan kesulitan apa pun.
Selain itu ia juga mengharapkan agar generasi muda memiliki nasionalisme, patriotisme, harga diri, tidak mengenal menyerah, pantang mundur, persatuan kesatuan, anti penjajah, percaya kekuatan sendiri, optimisme, idealisme, spiritualisme, solidaritas, dan disiplin.